Rabu, 12 Agustus 2009

Sang sejati


DAFTAR ISI

A. YESUS ADALAH ALLAH SEJATI

Ayat Hafalan

1. Kita Diberitahu Secara Jelas Bahwa Yesus adalah Allah

2. Kuasa Yesus Mengampuni Dosa Menunjukkan Bahwa Yesus adalah Allah

3. Yesus Menyatakan Mempunyai Penghormatan yang Sama dengan Allah

4. Yesus Menerima Pujian Seperti Allah

5. Allah dalam Kristus

B. YESUS ADALAH MANUSIA SEJATI TANPA DOSA

Ayat Hafalan

1. Yesus adalah Manusia

2. Sebagaimana Seorang Manusia Yesus Dicobai Sebagaimana Kita

Dicobai

3. Yesus Hidup dalam Kehidupan yang Tanpa Dosa

4. Pentingnya Yesus Menjadi Manusia Tanpa dosa

DOA

----------------------------------------------------------------------

Pelajaran 3

YESUS ADALAH ALLAH SEJATI DAN MANUSIA SEJATI TANPA DOSA

A. YESUS ADALAH ALLAH SEJATI

Ayat Hafalan:

"Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah

dan Firman itu adalah Allah." (Yohanes 1:1)

Dalam pelajaran yang lalu kita telah belajar bahwa Yesus adalah firman

Allah dan Anak Allah. Dalam pelajaran ini, kita akan melihat bahwa

Yesus juga adalah Allah sendiri. Mungkin Anda bertanya, "Saya tidak

mengerti ini -- bagaimana Yesus bisa menjadi firman Allah, Anak Allah,

dan juga Allah itu sendiri?" Di awal pelajaran ini, baiklah kita

memahami bersama bahwa Allah lebih besar daripada pengertian kita.

Manusia memiliki pemikiran yang terbatas sehingga tidak bisa

memikirkan Allah dengan sempurna. Kita tidak mengenal Allah karena

kepandaian yang kita miliki. Dalam 1Korintus 1:21 kita membaca, "Oleh

karena dunia, dalam hikmat Allah, tidak mengenal Allah oleh hikmatnya,

...." Tetapi puji syukur kepada Allah karena Ia memilih menyatakan itu

kepada kita. Itulah tujuan kita dalam pelajaran ini, untuk belajar

bagaimana Allah mengajar melalui Alkitab mengenai Yesus. Kita akan

melihat bahwa Alkitab sangat jelas mengajarkan bahwa Yesus adalah

Allah.

1. Kita Diberi Tahu secara Jelas bahwa Yesus adalah Allah

Kita akan memerhatikan dua ayat yang menceritakan bahwa Yesus

adalah Allah. Pertama, Yohanes 1:1, ayat hafalan pertama kita untuk

pelajaran ini. Kita telah belajar dalam pelajaran kedua, bahwa kata

"Firman" menunjuk kepada Yesus. Ayat ini menerangkan kepada kita,

"... dan Firman itu adalah Allah." Jika ada yang berkata bahwa

Allah dan Firman (Yesus) tidak sama, berarti ia setuju bahwa

Alkitab tidak benar.

Ayat kedua yang ingin kita lihat adalah Roma 9:4-5, "Sebab mereka

adalah orang Israel, mereka telah diangkat menjadi anak, dan mereka

telah menerima kemuliaan, dan perjanjian-perjanjian, dan hukum

Taurat, dan ibadah, dan janji-janji. Mereka adalah keturunan bapa-

bapa leluhur, yang menurunkan Mesias dalam keadaan-Nya sebagai

manusia, yang ada di atas segala sesuatu. Ia adalah Allah yang

harus dipuji sampai selama-lamanya. Amin!" Ayat ini berbicara

tentang anak-anak Israel (bangsa Israel) dan bagaimana mereka

menerima Hukum Taurat dan janji-janji Allah. Hal itu menerangkan

bagaimana Yesus secara fisik dilahirkan dalam bangsa mereka. Dengan

kata lain, dalam pandangan manusia, Yesus akan jadi orang Israel.

Tapi ayat ini juga menceritakan pada kita bahwa Kristus di atas

segala-galanya, dihormati sebagai Allah selama-lamanya.

Kebenaran bahwa Yesus adalah Allah tidak ditemukan dalam dua ayat

itu saja, masih ada fakta-fakta yang lain. Oleh karena itu, kita

juga akan belajar di bagian lain yang memuat kebenaran yang lebih

jelas lagi kepada kita.

2. Kuasa Yesus Mengampuni Dosa Menunjukkan bahwa Yesus adalah Allah

Semua dosa adalah melawan Allah. Pada masa lalu, Raja Daud berdoa

pada Allah dan berkata, "Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah

aku telah berdosa" (Mazmur 51:6). Satu-satunya pribadi yang bisa

mengampuni dosa adalah Pribadi kepada siapa manusia berdosa. Kita

akan melihat bahwa Yesus mempunyai kuasa mengampuni dosa.

Bacalah Markus 2:1-12. Dari ayat-ayat ini, kita belajar hal-hal

berikut. Yesus berkata kepada orang lumpuh itu bahwa dosa-dosanya

diampuni. Musuh-musuh Yesus berkata bahwa hanya Allah saja bisa

mengampuni dosa. Mereka benar tentang hal itu. Karena itu mereka

menganggap Yesus melakukan kejahatan karena Dia mengatakan memiliki

kuasa yang hanya mungkin dipunyai oleh Allah sendiri. Tapi kemudian

Yesus menyembuhkan orang itu, dan hal ini membuktikan pada orang-

orang bahwa Dia sungguh-sungguh punya kuasa untuk mengampuni dosa,

karena menurut mereka kelumpuhan orang itu adalah karena dosa-

dosanya. Mari kita memikirkannya dengan cara sebagai berikut. Andai

kata di sini ada sebuah rumah yang kita tahu bahwa dia adalah orang

yang mempunyai kunci itu. Jika kita melihat orang itu datang ke

rumah, kemudian mengambil kunci dan membuka pintu, kita akan

mengetahui bahwa dialah pemilik dari rumah itu. Kita mengetahui

bahwa hanya Allah yang bisa mengampuni dosa. Oleh sebab itu, bila

kita melihat Yesus datang dengan kuasa untuk mengampuni dosa, kita

tahu bahwa Yesus adalah Allah.

3. Yesus Menyatakan Mempunyai Penghormatan yang Sama dengan Allah

Yohanes 5:23 berkata, "Supaya semua orang menghormati Anak sama

seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati

Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia." Dalam

ayat ini, Yesus menyatakan dengan jelas bahwa manusia akan

menghormati Dia sebagaimana mereka menghormati Bapa. Jikalau Anda

mulai membaca dari ayat 16, Anda akan menemukan bahwa orang-orang

Yahudi mau membunuh Yesus. Orang-orang Yahudi berkata bahwa Yesus

telah mengajar bahwa Dia sama dengan Allah (ayat 18). Jika Yesus

tidak menjadi sama dengan Allah, Dia sudah tentu akan membenarkan

mereka. Dia akan membuat itu jelas bagi mereka bahwa Ia tidak sama

dengan Allah. Apakah Dia melakukan ini? Tidak. Malahan Yesus

memberitahukan kepada mereka bahwa "Semua orang menghormati Anak

sama seperti mereka menghormati Bapa."

Perhatikan dalam Filipi 2:6, "yang walaupun dalam rupa Allah, tidak

menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus

dipertahankan." Ayat ini menceritakan bahwa Yesus telah menjadi

Allah sebelum Ia datang di dunia. Yesus tidak pernah berpikir bahwa

Dia merampas hak Allah dengan menjadi sejajar dengan Allah,

melainkan Ia sedang menyatakan sejajar dengan Allah karena Ia

adalah Allah itu sendiri.

4. Yesus Menerima Pujian seperti Allah

Perhatikan dua kenyataan berikut. Pertama, dalam Kisah Rasul 14:8-

18, kita membaca bahwa Paulus dan Barnabas sedang mengajar di

Listra (dengan kuasa Yesus.) Orang banyak yang melihat mereka

mengatakan bahwa ada dewa-dewa yang telah turun dari sorga. Paulus

dan Barnabas dengan segera memperbaiki kesalahan ini dan

memberitahukan kepada orang-orang itu bahwa mereka manusia sama

seperti mereka yang tidak patut untuk diagung-agungkan. Tindakan

ini tepat seperti yang seharusnya mereka lakukan.

Kedua, ketika Yohanes mendapat mimpi dari surga, ia jatuh

tersungkur menyembah orang yang berbicara kepadanya. Orang itu

memberitahukan bahwa dia tidak seharusnya melakukan demikian. Hanya

Allah yang harus disembah. "Maka tersungkurlah aku di depan kakinya

untuk menyembah dia, tetapi ia berkata kepadaku: 'Janganlah berbuat

demikian! Aku adalah hamba, sama dengan engkau dan saudara-

saudaramu, yang memiliki kesaksian Yesus. Sembahlah Allah! Karena

kesaksian Yesus adalah roh nubuat'" (Wahyu 19:10). Malaikat yang

berbicara kepada Yohanes menolak disembah karena dia tahu bahwa

hanya Allah yang patut disembah. Dia melakukan apa yang seharusnya

dia lakukan.

Sekarang bacalah Yohanes 20:27-29. Sesudah kebangkitan-Nya, Yesus

menampakkan diri kepada Tomas. Ketika Tomas menyadari bahwa itu

benar-benar Yesus yang telah bangkit dari kematian, dia berkata,

"Ya Tuhanku dan Allahku." Apakah Yesus menolak untuk memperbaiki

panggilan Allah yang ditujukan kepadanya? Tidak. Yesus menerima apa

yang Tomas katakan. Mengapa? Karena Dia memang Allah.

5. Allah dalam Kristus

Kadang-kadang orang tidak mau memuliakan Yesus seperti mereka

memuliakan Bapa. Mereka membuat lelucon dan berkata, "Jika Yesus

adalah Allah, itu artinya Allah mati di atas kayu salib."

Sebenarnya, tepat yang Alkitab ajarkan kepada kita dalam 2Korintus

5:19, "Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus."

Kita juga membaca hal ini dalam Kisah Para Rasul 20:28, "Karena

itu, jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan karena kamulah yang

ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat

Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri." Paulus

sedang berbicara kepada penatua-penatua Gereja di Efesus. Dia

mengatakan kepada mereka bagaimana mereka harus memelihara Gereja

Tuhan, yang dibeli dengan darah-Nya sendiri. Apabila Anda membaca

ayat ini dengan saksama, Anda akan melihat bahwa Paulus sedang

berbicara tentang Allah. Dia menyebut gereja dengan "Gereja Allah"

dan kemudian menambahkan, "yang Allah beli dengan darah-Nya

sendiri."

Bila kita melihat diri kita, kita melihat banyak hal yang terlalu

sulit kita mengerti. Jika kita tidak bisa mengerti hal-hal yang

diciptakan oleh Allah, betapa bodohnya kita meminta untuk mengerti

semua hal-hal yang ada dalam diri Allah. Tetapi hal-hal yang Allah

ajarkan kepada kita bisa kita percayai. Kita telah melihat

bagaimana Alkitab benar-benar mengajar bahwa Yesus adalah Allah.

Kita boleh tidak mengerti tentang semua itu, tetapi kita bisa

mempercayai hal itu karena Allah telah mengajarkan itu kepada kita.

Keajaiban itu adalah bahwa Allah telah datang ke dunia dalam rupa

manusia, hidup di antara manusia, dan mati untuk dosa-dosa mereka

sehingga mereka memiliki hidup selama-lamanya melalui iman kepada-

Nya.

B. YESUS ADALAH MANUSIA SEJATI TANPA DOSA

Ayat Hafalan:

"Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak

dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama

dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa." (Ibrani

4:15)

Sebelumnya, kita telah belajar tentang Yesus yang adalah Allah sejati.

Kini, kita juga akan belajar bahwa Yesus adalah seorang Manusia

sejati. Kita akan melihat bagaimana Yesus menjadi manusia dalam segala

hal seperti kita kecuali bahwa Dia tanpa dosa. Jika kita hendak

mengerti sifat alami yang sejati dari Yesus, kita harus mengerti bahwa

Dia adalah Allah dan juga manusia.

Marilah kita memikirkan hal ini. Jika Anda memiliki sebuah mata uang

di tangannya, maka ia tahu bahwa itu adalah satu mata uang. Tapi dia

juga mengetahui bahwa mata uang itu mempunyai dua sisi. Itulah sifat

Yesus, Ia adalah satu, tetapi memiliki dua sisi, sisi Allah dan sisi

manusia. Sebagaimana yang kita pelajari tentang Yesus yang menjadi

manusia, marilah kita juga mengingat bahwa Dia adalah Allah. Ayat

hafalan kita di atas memberitahu kedudukan Sang Imam Besar kita, yaitu

Tuhan Yesus Kristus, yang pernah menjadi manusia sama seperti kita,

hanya Dia tidak berbuat dosa. Marilah kita pelajari hal ini bersama-

sama.

1. Yesus adalah Manusia

Sekarang, pikirkanlah hal-hal yang Alkitab terangkan kepada kita

tentang Yesus yang menyebabkan kita mengetahui bahwa Dia adalah

juga manusia.

a. Yesus dilahirkan oleh seorang wanita sebagaimana kita adanya.

Meskipun Allah adalah Bapa-Nya, Dia dikandung dalam rahim Maria

dengan kuasa Roh Kudus. Dia bertumbuh dan dilahirkan seperti

semua bayi-bayi yang lain dilahirkan. "Tetapi setelah genap

waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang

perempuan dan takluk kepada hukum Taurat" (Galatia 4:4).

b. Tubuh Yesus seperti tubuh kita. Kita tahu ini karena alasan-

alasan berikut:

- Dia bertumbuh dari bayi, ke masa muda dan tumbuh dewasa sama

seperti semua manusia lainnya (Lukas 2:52).

- Dia merasa lapar dan haus seperti manusia lainnya, "Dan

setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam,

akhirnya laparlah Yesus" (Matius 4:2). "Sesudah itu, karena

Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai berkatalah Ia-

supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci: "Aku

haus!" (Yohanes 19:28).

- Dia menjadi lelah seperti manusia lainnya. "Di situ terdapat

sumur Yakub, Yesus sangat letih oleh perjalanan, karena itu Ia

duduk di pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas"

(Yohanes 4:6).

c. Perasaan Yesus seperti perasaan kita.

- Dia merasa amat berdukacita atas kematian seorang sahabat

sehingga Dia menangis. "'Di manakah dia kamu baringkan?' Jawab

mereka: 'Tuhan, marilah dan lihatlah!' Maka menangislah Yesus.

Kata orang-orang Yahudi: 'Lihatlah, betapa kasih-Nya

kepadanya!'" (Yohanes 11:34-36).

- Dia merasa kasihan karena penderitaan orang lain. "Demikianlah

Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam

rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta

melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Melihat orang

banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada

mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang

tidak bergembala" (Matius 9:35-36).

- Dia merasa sedih dan marah karena kebejatan moral manusia. "Ia

berdukacita karena kedegilan mereka, dan dengan marah Ia

memandang sekeliling-Nya kepada mereka lalu Ia berkata kepada

orang itu: 'Ulurkanlah tanganmu!' Dan ia mengulurkannya, maka

sembuhlah tangannya itu" (Markus 3:5).

2. Sebagai Seorang Manusia, Yesus Dicobai Sebagaimana Kita Dicobai

"Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah

melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh

berpegang pada pengakuan iman kita. Sebab Imam Besar yang kita

punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan

kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah

dicobai, hanya tidak berbuat dosa" (Ibrani 4:14-15). Dalam ayat ini

Yesus disebut Imam Besar Agung kita. Selanjutnya dikatakan bahwa

Dia dicobai dalam segala hal seperti kita dicobai. Kita jangan

berpikir bahwa satu-satunya saat Yesus dicobai adalah ketika Setan

datang kepada-Nya setelah Dia tidak makan selama empat puluh hari

dan empat puluh malam. Yesus dicobai dibanyak waktu yang berbeda

dan dengan cara yang berbeda.

Suatu kali, Setan bahkan mencobai Yesus melalui Simon Petrus, salah

seorang murid-Nya. Ketika Yesus memberitahukan murid-murid-Nya

bagaimana Dia harus segera menderita dan mati, Petrus berbicara

dengan kata-kata yang bersemangat bahwa hal seperti itu tidak akan

pernah terjadi pada-Nya. Setan telah memakai Petrus untuk menggoda

Yesus untuk menghindari kematian di atas kayu salib. Jika Setan

bisa membujuk Yesus melepaskan diri dari kematian di atas kayu

salib, tidak ada keselamatan bagi umat manusia. Yesus mengerti

benar apa yang sedang Setan coba lakukan melalui Petrus. Itulah

sebabnya, Yesus berbicara kepada Petrus sebagaimana tertulis dalam

Matius 16:23, "Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus:

'Enyahlah Iblis, Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau

bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang

dipikirkan manusia.' Bacalah Matius 16:21-23. Kita semua harus

mengerti ini. Ada saat-saat di mana Setan akan mencobai kita lewat

teman-teman kita.

Ada hal-hal lain yang seharusnya kita mengerti tentang cobaan

terhadap Yesus. Dia menolak mempergunakan kuasa untuk membuat

pencobaan lebih ringan. Ketika Dia merasa lapar, Setan mencobai-Nya

untuk mengubah batu-batu menjadi roti. Yesus mempunyai kuasa untuk

melakukan itu. Namun, Ia menolak mempergunakan kuasa untuk

meringankan cobaan-cobaan yang dibebankan Setan pada-Nya. Kenapa?

Karena jika demikian, Dia tidak akan pernah dicobai seperti kita

dicobai, Dia tidak bisa betul-betul seperti kita. Contohnya,

seorang yang lapar, yang merampok atau mencuri, mungkin mencoba

memaafkan dirinya sendiri dengan berkata, "Ya, ketika Yesus lapar

Dia mengubah batu menjadi roti. Saya tidak bisa melakukan itu, tapi

saya akan menghilangkan rasa lapar saya dengan mencuri." Karena

itulah Yesus dengan berani rela menderita dan hasilnya Dia

memperoleh kekuatan penuh dari pencobaan-pencobaan, Dia bisa

mengerti secara penuh dan berbagi perasaan akan pencobaan-

pencobaan kita. Dia juga akan memberikan kuasa kepada kita atas

Setan, sebagaimana Dia lakukan jika kita memutuskan bergantung

kepada-Nya.

3. Yesus Hidup dalam Kehidupan yang Tanpa Dosa

Perhatikanlah ayat-ayat berikut ini. "Sebab Imam Besar yang kita

punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan

kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita Ia telah

dicobai, hanya tidak berbuat dosa" (Ibrani 4:15). "Dia yang tidak

mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya

dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah" (Korintus 5:21). "Ia tidak

berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya" (1Petrus 2:22).

Ini adalah satu cara di mana Yesus, sebagai manusia, berbeda dari

semua umat manusia. Semua manusia telah berdosa, tetapi Yesus tanpa

dosa.

Banyak orang tidak mengerti bahwa ada dua cara-cara manusia

berdosa. Cara pertama adalah dengan melakukan hal-hal yang kita

ketahui adalah jahat. Alkitab menerangkan pada kita beberapa hal

yang Allah tidak ingin kita lakukan. Tapi jika ia tetap melakukan

hal-hal ini, maka dia melawan Allah dan ia berdosa.

Cara kedua dari perbuatan dosa adalah gagal melakukan hal yang kita

ketahui benar. Allah menerangkan pada kita bahwa ada beberapa hal

yang seharusnya kita lakukan. Bila kita lalai melakukan hal-hal

ini, kita berdosa terhadap Allah. Dalam Yakobus 4:17 kita membaca,

"Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia

tidak melakukannya, ia berdosa."

Bila kita berkata bahwa Yesus adalah tanpa dosa, kita menunjukkan

bahwa Dia tidak pernah melakukan apa pun yang jahat di mata Allah.

Kita juga menunjukkan bahwa Dia selalu melakukan apa pun yang baik

di mata Allah. Dia tidak pernah melakukan yang jahat. Dia tidak

pernah gagal melakukan yang baik.

4. Pentingnya Yesus Menjadi Manusia Tanpa Dosa

Dalam 2Korintus 5:21, kita belajar bahwa Yesus yang tidak berdosa,

namun menjadi berdosa untuk kita sehingga kita dibuat menjadi benar

di hadapan Allah melalui Yesus. "Dia yang tidak mengenal dosa telah

dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita

dibenarkan oleh Allah." Jika seandainya Yesus berdosa, Dia tidak

bisa menggantikan tempat orang-orang berdosa. Dia akan menerima

hukuman atas dosa-dosanya sendiri.

Contohnya, dua orang membunuh seorang pria. Mereka diadili dan

kedapatan bersalah. Kemudian seorang dari mereka berkata kepada

hakim, "Tuan, biarkan saya mati menggantikan teman saya." Dengan

segera hakim akan menjawab, "Tidak. Kamu dua-duanya bersalah. Dia

harus mati untuk kesalahan yang dia lakukan dan kamu mati untuk

kesalahanmu sendiri." Orang yang bersalah harus menderita karena

kesalahannya sendiri.

Yesus adalah orang yang tidak berdosa dan tidak pernah melakukan

dosa. Itulah sebabnya, Dia dapat menggantikan hukuman atas dosa-

dosa kita.

DOA

"Ya Yesus, aku bangga bisa mengenal-Mu lebih dalam. Sebelum

kedatangan-Mu ke dunia, jarak antara manusia dengan Allah begitu

jauh, tetapi kini aku tahu bahwa Engkau adalah Allah itu sendiri,

yang membuat hubungan manusia dengan Allah menjadi sangat dekat.

Aku bangga bahwa dalam keberadaan-Mu sebagai Allah, Engkau mau

merendahkan diri menjadi manusia yang sangat rendah, sehingga

Engkau benar-benar memahami keberadaanku. Terpujilah Engkau

Yesus. Amin."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar